#Ngojak49 ini mungkin merupakan NgoJak edisi terpendek rutenya dan tercepat waktunya. Namun, perjalanan kali ini terasa berarti karena tempat utama…
Refleksi
Selengkapnya »Manusia memiliki berbagai macam sifat. Semua tentu setuju. Sifat-sifat tersebut terbentuk karena banyak faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Ada…
Fitur
Terpopuler
Kurang atau lebih, setiap rezeki perlu dirayakan dengan secangkir kopi. ~ Joko Pinurbo Bahkan ketika malam telah sempurna menelan siang, dan suhu udara sudah mulai turun,…

Ngopi (di) Jakarta Vol.1: Jalanan, Manusia, Ruang, dan Waktu
Para penulis di buku ini adalah mereka yang pernah singgah, sekadar mampir, menetap lama, ataupun yang masih mengadu nasib di Jakarta.

Ngopi (di) Jakarta Vol.2: Awal Mula Jakarta, Manusia dan Sungai
Mengapresiasi tiap sudut Jakarta lewat Sungai Ci Liwung. Ditulis keroyokan oleh Kengkarawan yang rutin ikut kegiatan NgoJak setiap bulannya.
Opini
Selengkapnya »Keluyuran
Selengkapnya »Hidup di pusat Jakarta, mengitari separuh ibukota dengan Transjakarta nyatanya tidak membawa pengetahuan saya kemana-mana. Mata hanya bisa melihat lekat-lekat bangunan gereja tua di depan Stasiun Gambir, ketika Transjakarta Senen-Lebak…
Saya tertinggal rombongan! Karena suatu keperluan, saya harus mampir ke anjungan tunai mandiri (ATM). Saya memisahkan diri dari rombongan teman-teman NgopiJakarta atau Ngojak yang…
Depok Lama bagi saya adalah “jendela perlintasan”. Hanya mengamatinya sekilas dari balik jendela kereta, mobil atau angkot. Tidak lebih dan tidak berkesan. Menyimak penuturan…
Berapa kilometer Anda pernah berjalan kaki tanpa arah dan tujuan seorang diri? Saya pernah mencicipinya dari Gelora Bung Karno hingga depan gedung walikota Jakarta…
Sekitar 10-11 tahun yang lalu, ketika seorang sahabat saya menulis skripsi mengenai pencak silat di Madiun, saya sering sekali mendengar nama-nama aliran pencak silat,…
Ruang
Selengkapnya »
Suatu ketika, Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam (Saw.) menaiki mimbar untuk berkhutbah. Tertunduk wajahnya saat menaiki anak tangga satu persatu. Lama ia beranjak dari satu anak tangga ke anak tangga berikutnya. Sahabat yang duduk paling depan mendengar beliau mengucapkan “Amin” di setiap anak tangga yang dipijaknya. Tiga kali. Di anak tangga pertama, beliau mengucap, “Amin.” Di anak tangga kedua, “Amin” lagi yang diucapkannya. Di anak tangga ketiga,…

Sebenarnya saya ingin menuliskan sesuatu hal untuk sebuah kota yang dianggap kejam ini. Yaitu mereka yang hidup dalam kota ini pada akhirnya adalah mereka yang terkena sindrom ketidakmampuan melepaskan diri dari sebuah jebakan. Dan anehnya sadar atau tidak kita tetap menikmati jebakan yang berisi kekerasan disertai penindasan ini. Kekerasan dan penindasan seperti apa? Kekerasan hidup di Jakarta sebenarnya bisa saja dihindari, jika perkembangan infrastruktur…