//

Karadenan Kaum, Sekeping Sejarah Peradaban di Sisi Ciliwung

Dibaca normal 8 menit

Copot Pintu Ketika Maulid Nabi

Karadenan Kaum sendiri adalah sebuah desa tua yang berada di sisi Ciliwung. Letaknya berada di antara Bojong-Gede dan Cilebut. Desa ini dipercaya sebagai tempat penyebaran ajaran Islam tertua di Priangan Barat (Bandung, Bogor dan Banten).

Karadenan Kaum dari atas Mesjid Al-Atiqiyah.
Karadenan Kaum dari atas Mesjid Al-Atiqiyah.

Raden Syafei, yang merupakan keturunan dari Pangeran Sajeri, kerajaan Pajajaran, adalah tokoh yang menyebarkan ajaran Islam. Hingga kini, meski sudah banyak tersebar, tapi kita masih dapat menemui keturunannya di desa ini, seperti Raden Dadang Supadma dan Raden Suparta, yang menjadi ketua RT.

Sejak tradisi perkawinan antar saudara tidak lagi menjadi keharusan, pada akhir tahun 1970-an, keturunan Raden Syafe’i semakin besar, beragam dan tersebar. Sebagian menggunakan nama “Raden” di awal namanya untuk menunjukkan garis keturunan, meski banyak yang tidak tahu asal muasal penyematan nama “Raden” tersebut. Penelusuran silsilah oleh Raden Dadang Supadma masih terfokus pada keturunan inti Raden Syafe’i dan terbatas pada lokasi yang dapat dijangkau. Di rumah Raden Suparta inilah, kami disuguhi dokumentasi tentang tradisi Maulid dan Gunting Rambut Bayi di Karadenan Kaum.

“Maulid di kampung kami lebih ramai daripada Lebaran. Warga bergotongroyong menyiapkan makanan secara prasmanan, lalu ada sholawat nabi dan Ngadon Ngagunting (gunting rambut bayi), arak-arakan dan rebana” kata Raden Dadang Supadma.

Uniknya, di kampung ini, ada tradisi membawa makanan dari rumah warga ke mesjid dengan pintu. Ya, pintu rumah. Untuk itu warga yang bersedia akan mencopot pintu rumahnya, dihias dan digunakan sebagai usungan makanan. Tidak semua warga mencopot pintunya, sebagian lagi menggunakan baki atau tampah untuk mengantarkan makanan ke masjid. Biaya untuk merayakan Maulid ini cukup besar. Bisa mencapai lebih dari 50 juta rupiah!. biaya ini ditanggung bersama secara gotong royong oleh warga. Menurut Raden Dadang Supadma, ada 5 RT di Karadenan Kaum, namun konsentrasi keturunan Raden Syafe’i paling banyak di 3 RT atau sekitar 180 KK.

IMG_1352
Musium Keris menyimpan keris milik warga yang dititipkan.
Ubin merah yang berasal dari lantai mesjid Al-Atiqiyah lama.
Ubin merah yang berasal dari lantai mesjid Al-Atiqiyah lama.

Diella Dachlan

Baca, ngopi, jalan

Tinggalkan Balasan