Eks Bandara Kemayoran: Ruang VIP sampai Menara Tintin

Dibaca normal 3 menit

Bersama Ngopi Jakarta (Ngojak) dan Pusat Pengelolan Komplek Kemayoran (PPK Kemayoran) beberapa waktu lalu, secara khusus penulis diajak mengunjungi Gedung Eks Bandara Kemayoran mulai dari ruang check-in dilanjutkan menuju ruang VIP Bandara yang terdapat mahakarya berupa relief karya maestro seniman Indonesia hingga mengunjungi Menara Air Traffic Control (ATC) Kemayoran yang mendunia lewat cerita Petualangan Tintin edisi Penerbangan 714 ke Sydney. Selanjutnya menara ini juga dikenal sebagai Menara Tintin.

Perjalanan kali ini yang juga diikuti oleh 30 orang Sahabat Ngojak dimulai dengan mengunjungi ruang check-in eks Bandara Kemayoran kemudian kami diajak mengunjungi bagian atas gedung tersebut yaitu anjungan tempat para pengantar melepas keberangkatan pesawat dan menariknya anjungan ini dikenal dengan sebutan “Anjungan dadah”. Menarik ya?

Selesai mengelilingi gedung check-in perjalanan dilanjutkan dengan mengunjungi ruang VIP eks Bandara Kemayoran. Terbayangkan pada masanya ruang ini menjadi ruang tunggu para tamu kenegaraan.

Berpose dengan Komik Tintin dengan latar Menara eks Kemayoran

Memasuki ruang VIP ini seketika penulis menjadi takjub dengan sajian relief seni pahat 3 dimensi mahakarya seniman asli Indonesia diantaranya Sindoesoedarsoeno Soedjojono, Harijadi Sumodidjojo, dan Surono serta para murid-muridnya yang tergabung dalam Seniman Indonesia Muda. Relief yang dipahat dalam bentuk 3 dimensi dan diukir langsung di dinding terminal VIP eks Bandara Kemayoran bercerita tentang keindahan dan kekayaan alam serta kehidupan manusia Indonesia. Secara keseluruhan ruang terminal VIP terdiri dari 2 lantai dan terdapat 3 relief yang langsung diukir pada dinding terminal VIP ini.

Menurut informasi yang disampaikan tim PPK Kemayoran yang mengelola keseluruhan kawasan Kemayoran seluas 454 Ha belum ada kajian secara khusus tentang pesan yang ingin disampaikan dari ukiran-ukuran yang terdapat dalam 3 relief di ruang VIP ini. Menjadi menarik dan membuat penulis bertanya ketika di lantai 2 ditemukan “misteri” bagian relief yang terpotong. Semoga suatu waktu ada para ahli yang bisa mengkaji secara khusus relief-relief yang ada di ruang ini yang merupakan mahakarya seniman asli Indonesia. Semoga ya.

Puas melihat dan memahami setiap relief ini, kami diajak mengunjungi Menara ATC Eks Bandara Kemayoran yang sekarang lokasinya terhimpit di antara gedung-gedung yang menjulang tinggi di kawasan Kemayoran. Sebagai catatan menara ATC di eks Bandara Kemayoran atau yang dikenal sebagai Menara Tintin sudah ditetapkan merupakan benda cagar budaya. Menara ATC ini didirikan pada thn 1938 dan merupakan menara ATC pertama di Asia Tenggara serta mendunia lewat seri petualangan Tintin edisi Penerbangan 714 dari London menuju Sydney dan transit di bandara Kemayoran.Rasanya sudah selayaknya secara khusus Menara ATC ini mendapat perhatian dalam pelestariannya.

Sumber Twitter: @pdini

Kondisi menara ATC saat ini berada di kawasan yang terdapat semak belukar dan tangga bagian dalam sudah dipotong sehingga tidak memungkinkan untuk naik ke bagian atas.

Semoga cerita perjalanan mengunjungi eks Bandara Kemayoran ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya dan bisa menjadi bahan untuk melakukan aksinya penyelamatan eks Bandara Kemayoran.

Terima kasih Ngojak Jakarta yang sudah selalu berusaha mengajak kami Membaca Jakarta Memaknai Peradaban.

Graece Tanus

Penulis pariwisata Indonesia - Konten Kreator YouTube Channel Graece Journey

Tinggalkan Balasan