Gerimis romantis menemani NgoJak keluyuran ke gereja. Setelah menunggu lebih dari sejam, hujan deras mulai reda. Masih gerimis, keluyuran dimulai. Mayoritas peserta berpayung, sebagian lagi merasa terlindung dari rintik gerimis cukup dengan topi. Bagi peserta NgoJak yang berpasangan, suasananya keluyuran terasa romantis, sepayung berdua, cieeee……. Rintik gerimis benar-benar reda ketika sampai di kolong fly over Senen.
Pada keluyuran Sabtu 7 Desember 2024 tujuannya beberapa gereja bersejarah di sekitar kawasan Menteng, Senen dan Kramat. Keluyuran ini adalah keluyuran ke 46 sekaligus keluyuran pertama kali di bulan Desember. Biasanya setiap Desember NgoJak libur keluyuran. Area Menteng meliputi Kapel Kanisius dan Gereja Anglikan. Kawasan Senen di Gereja Kristen GKI dan Gereja Advent, kawasan Kramat area Panti Asuhan (PA) Vincentius Putra.
Caption yang menyertai link IG NgoJak dan diviralkan via aplikasi WA menegaskan keluyuran NgoJak ini adalah sebuah harapan perdamaian dan toleransi:
Sebuah edisi keluyuran bertema religius, sengaja dihadirkan untuk memberi warna dan harapan terhadap perdamaian dan toleransi beragama. Ngojak telah membongkar tradisi untuk libur di bulan Desember. Sebagai gantinya, NgopiJakarta akan keluyuran menelusuri jejak gereja-gereja tua di Jakarta. Siapkan dirimu, Luangkan waktumu dan tingkatkan wawasanmu dengan pengalaman bersama NgopiJakarta.
Mas Reyhan, PIC kegiatan, dalam penjelasan di WAG menginfokan bahwa Kapel Kanisius akan dikunjungi bila diizinkan, Gereja Anglikan hanya lewat, tidak diizinkan masuk karena berbarengan dengan acara internal, begitu juga dengan Gereja Adven. Hanya PA Vincentius Putra yang mengkonfirmasi memberi izin.
Informasi rute dengan titik kumpul (Meeting point) di Pintu Utara Stasiun Gondangdia kemudian ke Kolose Kanisius, Gereja Anglikan, Gereja Kwitang, Gereja Masehi Advent (optional) berakhir di Gereja dan Panti Asuhan St. Vincentius. Biaya yang dipungut dari peserta, 30% didonasikan untuk Panti Asuhan St. Vincentius.
Menurut Mas Ahmad Sofiyan, Koordinator NgoJak, tujuan keluyuran ke Gereja di bulan Desember selain kegiatan rutin mengenal sejarah juga wujud dari sikap peduli pada toleransi. Agama Kristen tumbuh dan berkembang di kawasan Jakarta sejak kedatangan (bangsa) Portugis sekitar tahun 1600an dan menjadi bagian sejarah perkembangan kota Jakarta.
Perjalanan yang harusnya dimulai jam 8.00 terpaksa mundur lebih dari satu jam karena hujan deras, beberapa peserta kehujanan dalam perjalanan menuju titik kumpul. Semua menunggu sampai peserta lengkap.
Sekitar jam 09.50, dua puluh dua peserta berangkat menuju perhentian pertama, Kolose Kanisius. Di Kanisius tidak diizinkan masuk karena Pastor Rektor sedang tidak berada di tempat sampai pertengahan Desember. Maka penjelasan terkait sejarah Kolose Kanisius oleh Mas Reyhan didampingi staff Museum Ursulin Santa Maria (MUSM) disampaikan diluar pagar.
Perjalanan dilanjutkan sampai di depan Gereja Anglikan. Gereja Anglikan adalah Gereja Kristen dari Inggris. Selain sejarah singkat Gereja Anglikan, diceritakan juga tentang kawasan pemukiman orang-orang Inggris yang letaknya tak jauh dari gereja Anglikan. Penjelasan disampaikan oleh Mas Reyhan,dan Mas Sofian. Perhentian berikutnya adalah jembatan Kali Ciliwung disamping Toko Gunung Agung. Di jembatan itu Mas Sofiyan menceritakan singkat novel Nyai Dasima yang ceritanya berdasarkan kisah nyata tentang sebuah relasi asmara antara seorang warga Inggris dan warga lokal yang berakhir tragis di jembatan kali Ciliwung itu.
Perjalanan di lanjutkan sampai di Gereja GKI Kwitang. Pengelola memberi kabar penolakan beberapa hari sebelum kegiatan sehingga penjelasan terkait bangunan sejarah Gereja GKI Kwitang dilakukan di luar pagar. Penolakan terkait kegiatan internal yang berbarengan dengan kegiatan NgoJak.
Perjalanan dilanjutkan di persimpangan Senen. Di kolong fly over Senen, dikisahkan bergantian tentang kawasan seputar Senen sejak berdirinya, masa perjuangan, sampai perubahan terbaru di kawasan tersebut. Peserta yang memiliki informasi terkait kawasan Senen diizinkan menceritakan informasi yang dimiliki sehingga memperkaya seluruh peserta. Selain dari NgoJak dan staff MUSM ada juga peserta yang berbagi cerita.

Perhentian selanjutnya adalah Rumah Piatu Muslimin. Tempat ini menjadi pengganti Gereja Adven yang menolak kunjungan dengan alasan yang sama seperti sebelumnya, memprioritaskan kegiatan internal. Di Rumah Piatu Muslimin ini gedungnya termasuk bersejarah dan telah menjadi Cagar Budaya. Penjelasan yang disampaikan oleh pengelola terkait dengan sejarah berdirinya Yayasan sejak 1931. Pengelola tidak menjelaskan tentang sejarah bangunan dan latar belakang didirikannya Yayasan.
Pemberhentian terakhir di Panti Asuhan (PA) Vincentius Putra. Setelah melaporkan kedatangan di pos sekuriti dan kantor, rombongan NgoJak diantar sekuriti keliling sampai kedalam komplek PA dan diakhiri di Kapel. Kapel tersebut meski bersejarah namun sudah dirombak menjadi bangunan baru. Penjelasan terkait sejarah dan bangunan PA disampaikan di Kapel PA Vincentius.

Sejarah yang disampaikan staff MUSM meliputi, alasan berdirinya PA kemudian pendiri dan penanggung jawab PA. Selain itu keterkaitannya dengan PA Vincentius Putri Bidaracina. Diceritakan juga terkait luas area PA. Area PA luas karena ketika pertama kali didirikan tahun 1855, letak PA ini jauh dari tembok kota Batavia dan masih berupa hutan sehingga harganya terhitung murah saat dibeli.
Aidasalah satu peserta dari Tangerang “dekat bandara” katanya. Ia mengungangkapkan keikutsertaanya dari postingan NgoJak di instagram. Ia mengungkapkan kegembiraanya “Acaranya seru, kita tuh bisa tau nilai sejarahnya itu banyak banget, bisa tau juga tempat ibadah yang kita kunjungi, terutama rutenya itu dari gereja ke gereja.”
Elisa dari Ciledug Tangerang ikut keluyuran NgoJak karena diajak teman. Kesannya senang karena menambah relasi dan pengetahuan “nambah relasi teman-teman jadi pengetahuannya lebih luas.”
Perjalanan selama tiga jam lebih ditutup dengan foto bersama di depan kantor operasional PA Vincentius Putra. Foto bersama itu sekaligus mengakhiri keluyuran NgoJak edisi 2024.