Jakarta (dan banyak kota besar lain) adalah magnet yang sangat besar untuk orang-orang daerah yang mempunyai anggapan classic rock akan harapan kehidupan yang lebih baik. Sesaknya tiap-tiap ruang yang ada di Jakarta tak lepas dari orang-orang urban semacam ini. Jakarta bagai laut yang menampung muara anak sungai yang mengalir ke sana, ada banyak riak juga keruh berkelindan bersamanya. Kota yang diumpati seribu umat.
Meski begitu, seberapapun seringnya kita misuh-misuh tentang Jakarta, nyatanya Jakarta tetap ada dalam sudut hati yang paling tak terjamah. Jika kalian meninggalkan kota ini, katakanlah sedang tugas di luar kota atau hal lain yang membuat kalian meninggalkan kota ini untuk beberapa waktu. Pada akhirnya rindu terlarang itu datang juga. Kalian mulai merindukan macetnya, berdesakan dengan orang-orang di KRL, atau juga pemandangan warung pinggir jalan yang memakan ¾ badan jalan. Untung saja Jakarta bukanlah kota yang buruk-buruk amat untuk membuat bungah, meski dalam kadar yang tak pernah benderang. Untungnya lagi, dalam suasana seperti itu masih ada seniman yang membuat karya mengenai kota Jakarta. Ini adalah deretan lima lagu tentang jakarta yang mungkin bisa mengobati rindu terlarang kalian jika sedang tidak di Jakarta. Jakarta adalah paradok itu sendiri, kota yang menawarkan harapan lebih baik di samping kemiskinan yang tidak lebih baik.
Daftar ini sudah saya bongkar beberapa kali, sebelumnya saya sempat memasukkan lagu dari Mondo Gascaro berjudul Oh Jakarta. Tapi saya terlalu mengagumi band yang diawaki Mondo yaitu Sore, saya kemudian memutuskan memilih lagu dari Sore. Saya juga sempat memasukkan lagu Selatan Jakarta dari Dewa, saya urungkan kembali. Alasannya sederhana, saat menulis ini kebetulan saya sedang mendengarkan Silampukau dan pada saat Kharis melantunkan “aku cemas Gusti, suatu nanti, aku berubah murahan seperti Ahmad Dhani” pada lagu Doa 1, saya akhirnya segera menepikan lagu itu dari list. Selanjutnya kenapa hanya 5 lagu diantara sekian banyak lagu tentang Jakarta. Hal tersebut karena saya tidak punya lebih banyak energi untuk menulis daftar lebih dari 5 lagu. Oke ini sebenarnya poin-poin yang skipable dan jika kalian tidak setuju dengan daftar ini silahkan buat daftar kalian sendiri.
- Bangkutaman – Ode Buat Kota
Di sinilah aku dibesarkan
Di hamparan sungai yang kian hitam
Di ujung jalan sempit yang terus tergenang
Di bawah jembatan ku bernyanyi riang
Nyanyian ini sebenarnya adalah sebuah nyinyiran yang dilakukan Bangkutaman untuk Jakarta. Tersirat banjir disana, kemacetan, keramaian, juga kondisi lingkungan. Saya rasa ini adalah ungkapan perasaan tentang Jakarta yang ditulis oleh personil Bangkutaman yang lahir di Jakarta, meski memang sempat kuliah di Jogja. Ada intro yang sangat saya sukai dari lagu ini, saya yakin pas konser akan menjadi koor massa, sayangnya saya belum pernah menonton pertunjukan hidup band ini. Bangkutaman sering manggung di sekitaran Jakarta, tapi karena satu dan lain hal saya belum bisa mendatangi gig mereka. Yang seringnya karena urusan menjadi pekerja. Pamungkasnya tengoklah video klip lagu ini, kalian pasti akan terperangah melihat sepinya Jakarta. Video yang diakui ditake pada saat hari raya Idulfitri. Jakarta sudah seperti kota mati. Orang-orang urban minggat untuk sementara waktu.
- The Upstairs – Matraman
Salah satu daerah di Jakarta Timur yang paling dikenal orang-orang, saya yakin adalah Matraman, sebabnya tentu saja salah satu lagu The Upstairs yang berjudul sama dengan daerah ini. Saya mendengar lagu ini pertama kali pada saat SMP dan saya kemudian terobsesi untuk menginjakkan kaki di Matraman, meskipun saya tak pernah tahu di belahan bumi mana tempat yang disebut Matraman. Kalau dicermati lagu ini merupakan cerita tentang kisah cinta jarak jauh, bagaimana Jimi Multazam mengemas liriknya lah yang kemudian jadi menarik dan tidak membuatnya klise seperti lagu cinta lain. Bagaimana mungkin celurit, mistar, batu yang biasa digunakan tawuran anak-anak sekolah bisa menjadi sebuah lagu cinta yang romantis. Kemudian jembatan layang meluncur ke pramuka, pengetikan, pos polisi juga adalah bagian dari lagu cinta romantis itu. Ribuan kalipun saya mendengar lagu ini saya merasa tak ada bosan-bosannya. Ketukan drum energik Beny, suara-suara disko yang danceable adalah kelebihan lain The Upstairs yang memang lahir dari embrio new wave.
- Sore – Ada Musik di Dalam
Lagu ini terdapat dalam album Centralismo yang sublim itu, Rolling Stone Indonesia bahkan menobatkan album ini pada urutan ke 40 pada daftar 150 Album Terbaik Indonesia Sepanjang Masa. Ada Musik di Dalam ada pada urutan 9 di album Centralismo. Dan jika saja Ade Paloh tak menyematkan kata Jakarta pada liriknya dalam lagu ini. Pastilah intrepretasi lagu ini akan sangat berbeda. Untung saja Ade memberikan kita clue bahwa ini lagu tentang Jakarta. Seperti banyak lagu lain Sore memiliki lirik yang cenderung sangat susah dipahami. Seperti biasa Ade Paloh bernyanyi seperti seorang pembunuh berdarah dingin, suaranya berat dan musik yang sangat terasa gelap nan misterius menyelimuti keseluruhan lagu ini.
- Sir Dandy – Jakarta Motor City
Menurut data dari Badan Pusat Statistik Jakarta pada tahun 2015 jumlah sepeda motor di Jakarta adalah 13.989.590, dari tahun ke tahun bahkan jumlah kendaraan bermotor baru cenderung memiliki persentase menaik. Bukan hanya itu ulah pengendara motor yang kadang sangat ugal-ugalan. Naik trotoar, tidak pakai helm, sikat spion. Itulah yang ditangkap Sir Dandy dalam lagu ini. Saya sangat menyukai makian Sir Dandy sesaat sebelum lagu ini berakhir, ada semacam kemarahan namun sangat lucu jika didengarkan. Walaupun sepertinya direkan dalam sound lo-fi kadar lagu ini sangat kuat menangkap gejala yang memang sudah sehari-hari digumuli. Sir Dandy si tukang teriak tetap berbahaya dan beringas seperti pada bandnya Teenage Death Star.
- C’mon Lennon – Aku Cinta J.A.K.A.R.T.A
Tampaknya memang hanya C’mon Lennon yang secara terang-terangan mengaku bahwa mereka mencintai Jakarta. Kita semua mencintai Jakarta, namun dalam lindap hati yang paling dalam, dalam palung yang tak tersentuh dan terpikirkan. Lantunan yang sejatinya sangat cocok untuk mendukung sebuah kesebelasan sepak bola seperti yang termaktub dalam liriknya. Luar biasanya adalah C’mon Lennon menyisipkan koor anak-anak yang renyah untuk didengarkan, sekaligus menggoda untuk ikut sing along. Aku cinta Je-A-Ka-A-eR-Te-A. Harlan Boer membuat lagu ini menjadi kaya akan elemen tanpa perlu membuatnya tampak njlimet. Lagu ini bersama 10 lagu lain dari C’mon Lennon ada dalam album Ketika La La La. Album ini juga sempat di reissue dalam format piringan hitam oleh Kaimana Records. Sayangnya masih sangat sedikit orang yang mendengarkan C’mon Lennon.
Sebuah referensi yang menarik!