Surat Terbuka Untuk Lionel Messi

Dibaca normal 4 menit

Dear Lionel Messi atau yang biasa dipanggil Messi,

Hai Messi, perkenalkan namaku Ivan biasa dipanggil Ipan. Boleh aku menulis surat buatmu? Bolehlah, ya! Kalo nggak boleh, berarti kamu pelit. Sebelum ke pokok masalah, marilah kita berbasa-basi sejenak. Tahukah kamu, wahai Lionel Andres Messi, bahwa namamu sering disebut di Indonesia. Kamu jadi idola banyak orang disini, banyak orang sering menggunakan jersey bertuliskan namamu. Baik itu di jersey ori, kw super, dan abal-abal. Walaupun begitu kamu jangan senang dulu, karena orang sini sering salah mengucapkan namamu. Kamu sering disebut SiMesi.“Siapa yang ngegolin, Ceng ?”  “Simesi anying, edan siah meded golna”. Tapi gak apa-apalah, Mes, maklum lidah Indonesia, lidah tempe.

Sudah basa-basinya. Mari kita ke pokok isi surat. Setelah final piala dunia kemarin, namamu jadi kontroversi setelah kamu dinobatkan jadi pemain terbaik piala dunia. Bagaimana tidak, sebagai messiah kamu gagal membawa Argentina jadi juara dunia. Messiah itu dalam bahasa ibrani artinya juru selamat, Hamba Yahweh yang akan membawa penyelamatan kepada bangsa-bangsa. Tapi kemarin kamu hanya membawa keselamatan bagi bangsa Jerman, bukan Argentina. Tapi gak apa-apa, Mes. Kasihan Jerman baru 4 kali juara dunia. Argentina mah nyantai kan, Mes? Gak ambisius, kan?

Aku tahu sungguh berat menjadi dirimu, Mes. Diidolakan banyak orang, dicap sebagai pemain terbaik dunia, ditasbihkan sebagai Messiah dan titisan Maradona. Ih mau-maunya, Mes, kamu disamain sama Maradona. Udah gendut cebol lagi, Mes. Begitu banyak tuntutan orang terhadapmu. Kamu harus selalu tampil baik, tampil prima dan selalu cetak banyak gol. Kamu tidak boleh cedera walau lawan men-tekel-mu habis habisan. Kalaupun kamu cedera, kamu harus tetap main dan tetap cetak gol. Kalau timmu kalah bertanding, kamu orang pertama yang patut disalahkan. Yang paling parah di playstation, kamu dimainin sama anak kecil, skill kamu jadi jelek, dan kamu bakal terus dimainkan, walaupun kondisi kamu lagi tidak bugar.

Sungguh kejam dunia ini padamu, Mes. Terutama di rental PS. Yang ingin kuucapkan padamu saat ini adalah woles aja Mes, jangan hiraukan cibiran orang lain. Kamu terlalu keren untuk menanggapi para haters. Kamu juga tak perlu capek menjelaskan bahwasanya untuk menjadi pemain terbaik itu tak musti juara, yang penting banyak iklan. Ngapain juara dunia tapi job dikit, ciandelo! Orang-orang itu cuma peduli sama hasil, Mes. Buat mereka proses itu gak penting. Kamu juga gak perlu capek-capek ngasih bukti statistik kalau kamu itu lebih bagus dari James Rodriguez, Robben, dan Muller. Gak perlu, Mes. Soalnya pusing bacanya, angka semua.

Pokoknya tenang aja, Mes. Si Ronaldo aja pulang kampung di babak penyisihan tenang-tenang aja, job iklan tetep banyak. David Luiz walau timnya bubuk 7-1 tetep aja transfernya mahal. Terus Suarez yang udah gigit Chellini aja masih dibeli mahal sama Barcelona. Rezeki mah udah ada yang ngatur, Mes. Percaya ke Gusti Allah. Di tahun 2018 nanti umur kamu baru 31. Insya Allah kalo Argentina lolos piala dunia lagi, ada kesempatan juara, Mes. Gak tanggung tanggung, peluang juaranya 1 banding 32. Pokoknya asal Messi rajin berlatih, nanti Messi bisa sekuat macan.

Messi juga jangan sombong sama penggemar, yah! Kalo ada yang minta foto kasih aja, udahnya tagih aja 20 ribu. Dan yang paling utama jangan tanggapi kritikan orang, terutama orang Indonesia. Mereka mah da bisa apa atuh Mes, hobinya ngeritik ajah. Liat aja prestasi timnasnya Jeblok. Sekian surat dari saya Mes, semoga Messi makin bijak terhadap segala pro kontra. Tetap pake shampo anti ketombe dan biarkan Tuhan bekerja karena semua akan indah pada Dewi Pertiwi. Dan satu hal lagi, ada sebuah kabar gembira buat Messi: Kulit Manggis udah ada ekstraknya, lho!

Bravo Mesi, Salam Olahraga. Pis Lov and Gaul

Tinggalkan Balasan