/

Lima Lagu Tentang Jakarta (Bagian 2)

Dibaca normal 7 menit

Hal paling menyebalkan dari menulis sebuah mixtape atau daftar lagu adalah pada masa depan seiring berubahnya selera dan bertambahnya referensi, ada semacam rasa “seharusnya dulu tidak seperti ini, seharusnya ada lagi yang harus saya tambahkan”. Selera saya sebenarnya tak banyak berubah sejak menulis tulisan sebelumnya. Hanya saja referensi saya tentu saja sudah bertambah seiring waktu.

Jika saja beberapa hari lalu bung Ali Zaenal tak membuat postingan tentang website Ngopi Jakarta. Saya tak akan repot-repot untuk menulis lanjutan kumpulan lagu mengenai Jakarta. Lagipula saya tak pernah ingat pernah menulis itu. Saya membaca ulang tulisan itu dan merasa ada hutang yang harus saya lunasi karena luput memasukkan beberapa lagu-lagu di bawah ini pada daftar sebelumnya.

Perasaan semacam seharusnya saya membuat daftar lebih dari 5 lagu, mungkin 10 atau 15. Saya sekali lagi akan membuat daftar tidak penting mengenai lagu yang berkaitan dengan Jakarta dan saya putuskan masih akan membuat daftar tidak lebih dari lima.

Tapi yang perlu kalian tahu bahwa tidak akan ada lagu Tunggu Aku di Jakarta-nya Sheila on 7, Selatan Jakarta-nya Dewa 19 atau Jakarta Ramai-nya Maudy Ayunda dalam daftar ini. Semua itu lagu bagus, cuma mungkin bukan selera saya. Terserah jika kalian nilai saya snob atau apapun. Saya hanya ingin ingatkan mungkin sebagian besar lagu-lagu ini tak akan cocok pada selera kalian.

Selain itu, tidak ada yang lebih menyenangkan saya selain mendapati kenyataan bahwa beberapa tahun belakangan ini saya sudah tak berada di kota yang bertahun saya umpati. Saya juga tak pernah menghadapi gejala norak untuk merindukan Jakarta. Mungkin tulisan ini hanya usaha saya untuk mempertebal lintasan kenangan dan menimang ingatan. Menyesap beberapa memento terakhir dalam rangka mengenang Jakarta.

Oh ya, sebelum terlupa, pada list ini saya juga memasukkan satu lagu yang tak ada kata Jakarta satupun, ia hanya merepresentasikan kota secara general. Jika kalian masih tak setuju, silahkan buat list kalian sendiri.

  1. Godbless – Balada sejuta wajah

Lagu ini ada dalam album Cermin yang pernah membuat saya mengerahkan seluruh emosi ketika mendengarkannya. Album yang lebih religius dari album religi manapun yang pernah saya dengarkan. Mendengarkannya seperti sebuah pengalaman religius yang tak pernah bisa saya bayangkan. Godbless berbicara konsep ketuhanan dengan cara yang lain dalam album Cermin. Ada beberapa rentetan lagu seperti Anak Adam, Ingat, Insan Sesat, Sodom Gomorah. Dan kalaupun tidak berbicara mengenai konsep ketuhanan. Pada lagu Balada Sejuta Wajah, mereka berbicara tentang hidup yang begitu relevan. Balada Sejuta Wajah tidak berbicara sepenuhnya mengenai Jakarta memang, ia membicarakan bangsatnya kota secara umum. Berbicara tentang kemanusiaan, kecemasan, dan kegelisahan khas yang ada dalam himpitan kota. Saya ingin menulis ulasan mengenai lagu ini lebih panjang sebenarnya, barangkali nanti pada tulisan yang terpisah.

  1. Mr Sonjaya – Gita

Gita // Setiap hari pergi ke Jakarta // Coba meraih mimpi dan cita // Agar hidup lebih bahagia. Gita adalah contoh tentang bagaimana Jakarta dihidupi. Lagu ini mengambil tema yang tidak banyak dibahas yaitu tentang tangguhnya kaum pekerja perempuan dalam menghadapi kota yang mengisap mereka. Kalian pasti sudah akrab dengan kondisi KRL saat jam berangkat dan pulang kerja. Saya tidak tahu kondisi sekarang paska pandemi, lupakan itu kita tengok saja video klip nya. Ada KRL disana dengan kondisinya, dengan sepetak kamar kos yang disewa, diperah oleh kapitalisme dan hanya menerima serpihan-serpihan kecil yang mereka dapat. Semoga kau tetap bernyali, oh Gita.

  1. Lilis Suryani – Gang Kelinci

Kalau selama ini acara-acara Ngojak seringkali berpetualang menjelajahi sudut-sudut Jakarta, satu-satunya tempat yang ingin saya telusuri adalah gang yang ada dalam judul lagu ini. Saya mengenal Lilis Suryani justru karena beban sejarahnya. Karena mempopulerkan lagu Genjer-Genjer, yang dipuntir menjadi lagu komunis dikemudian hari yang dulu (atau sampai kini?). Lagu yang juga saya ingat Oentoek Paduka Jang Mulia Presiden Soekarno yang juga Lilis nyanyikan, mungkinkah lagu ini bukti jejak feodalisme orde lama. Ah itu hanya asumsi pribadi saya yang sompral saja. Saya hanya sedikit teringat Pram dengan tetralogi buru dan benang merah feodalisme dalam karya-karyanya.

  1. Fary Firyana – Gado-gado Jakarta

berapa banyak lagu yang membahas makanan yang kalian tahu? mungkin kalian sudah tak ingat lagi ada bahwa ada lagu yang membahas tentang makanan. Tema inilah yang diangkat Fary Firyana yang bisa kalian dengarkan di kompilasi Indonesian Folksongs, Vol. 12 Betawi. Sangat sedikit informasi mengenai kompilasi ini, mungkin banyak yang tidak peduli dengan kebayakan lagu di dalamnya. Dirilis pada Juni 2005 oleh Cakrawala Musik Nusantara sebagai salah satu seri lagu rakyat pilihan. Pada tahun yang sama selain Betawi juga rilis kompilasi dari Aceh. Saya tidak menemukan informasi awal lagu ini dirilis tahun berapa, yang jelas dalam liriknya harga gado-gado masih Rp 100. Bisa disimpulkan sendiri berapa ribu persen inflasi jika dibandingkan dengan harga gado-gado hari ini.

  1. The Brandals – Ode Pinggiran Jakarta

Satu-satunya lagu yang terus menghantui saya, mengapa tak saya masukkan dalam list sebelumnya. Lagu ini pula hal terbesar yang mendorong saya untuk membuat bagian 2 Lima Lagu tentang Jakarta. The Brandals sudah saya ketahui sejak sekitar tahun 2007 atau 2008. Masa dimana saya juga mulai mengenal The Upstairs, namun saya tak pernah serius mendengarkan mereka. Mungkin dulu saya tak pernah bisa memahami lirik mereka yang terlalu lantang bicara tentang masalah hidup. Tahu apa seorang anak SMP tentang kehidupan pada waktu itu. Baru beberapa tahun belakangan saya membongkar-bongkar tumpukan cd dan menemukan Audio Imperalist. Dulu saya sering beli CD musik tapi kadang belum saya dengarkan. Semenjak intens dan serius mendengarkan The Brandals, saya sadar bahwa Eka Annash adalah salah satu penulis lirik terbaik di Indonesia.

 

Honorable mentions :

  • Keenan Nasution – Jakartaku Sayang
  • Semenjana – Jakarta
  • Seringai – Membakar Jakarta
  • Panbers – Jakarta City Sound
  • Adhitia Sofyan – Forget Jakarta
  • Koes Plus – Kembali Ke Jakarta

Tinggalkan Balasan